Now Reading: Sebuah Memory, Sebuah Cerita dari Dega

Loading

Sebuah Memory, Sebuah Cerita dari Dega

@dematobing – Sebuah memory, sebuah kenangan semuanya menjadi sebuah cerita, baik itu indah ataupun buruk sekalipun. Sebuah kenangan berkaitan erat dengan persahabatan maupun kisah cinta, namun semakin berbahaya ceritanya jika kisah cinta rusak karena persahabatan ataupun sebaliknya.

Semua kisah itu diceritakan oleh sebuah band yang sudah menjadi sahabat BeatBold sejak lama, band itu awalnya bernama The Fix Indonesia yang dulu ngehits dengan lagunya “Semua Telah Berakhir” sekarang berganti nama menjadi Dega. Band yang bernama Dega (bukan DEMA ya…!!) ini juga semakin ngeri dalam mempersembahkan karya lagunya, “Semua Telah Berakhir” saja sudah termasuk lagu yang menyakitkan, ternyata lagu “Memory” juga tidak kalah menyakitkan. Ceritanya hampir mirip-mirip dengan apa yang penulis ungkapkan di atas, ketika kisah cinta hancur karena memilih sahabat kita.

Banyak yang sudah mendengarkan Dega dengan lagunya “Memory” berkumandang di radio-radio namun buat kamu yang belum mendengarkannya silahkan sekalian nonton music videonya di bawah ini :

Jika diperhatikan dari segi aransemen yang dibawakan oleh band ini dalam lagu “Memory”, sebenarnya aransemennya cukup sederhana  namun penekanan dinamikanya terasa kental dalam setiap partnya. Blocking piano yang sustainable dibarengi dengan string orchestra yang lembut menjadi ciri khas utama lagu “Memory”. Tapi tunggu dulu ciri khas yang tidak bisa hilang dari band ini (sama seperti The Fix Indonesia -red) adalah fill’er dari guitar yang kental dengan gaya Brian May nya Queen dan itulah keistimewaan yang penulis tangkap. Beat dari drum yang juga sangat menyatu dengan dentuman bass yang nyaman di dada. Tapi lagu ini tidak akan sempurna tanpa suara vocal yang aduhai… cocok banget buat lagu-lagu yang galau dan sedih, semakin terasa perihnya.

Terlambat semua terlambat
Kau tinggalkan aku
Kau pilih dirinya
Terlambat semua terlambat
Kau tulis namanya
Kala ku melihat
Ternyata kau cinta sahabatku

Ditilik dari liriknya di dalam reffnya sebenarnya juga sederhana, namun banyak orang termasuk penulis jarang menyadari jika bisa saja hal itu terjadi ataupun malah memang sudah terjadi. Apalagi yang kurang coba, penyajian aransemen musik yang easy listening dengan gaya yang menyedihkan ditambah dengan lirik sederhana namun menyakitkan (kan kampret…!!!).

Dari lagu milik Dega yang berjudul “Memory” sebenarnya sudah membuktikan pada kita semua bahwa musik Indonesia selalu memberikan kejutan yang luar biasa asalkan tidak dibunuh oleh kebutuhan pasar yang hanya menguntungkan pihak tertentu tanpa memperhatikan kepentingan penikmat musik Indonesia.

Maju terus DEGA, maju terus musik Indonesia

bibirku tak bisa berbicara
saatku berada di dekatmu
terasa sulit rasa tak mudah
untuk ucapkan i love you

ku melihatmu dan ku mengenangmu
disaat ku butuh kamu
butuh senyumu butuh hatimu
butuh Cintamu i love you

terlambat semua terlambat
kau tinggalkan aku
kau pilih dirinya
terlambat semua terlambat
kau tulis namanya
kala ku melihat
ternyata kau cinta sahabatku

hanya kamu hanyalah dirimu
yang selalu membuatku terkenang
di pikiranku semuanya kamu
hanyalah kamu i love you i love you

terlambat semua terlambat
kau tinggalkan aku
kau pilih dirinya
terlambat semua terlambat
kau tulis namanya
kala ku melihat
ternyata kau cinta sahabatku

ternyata kau cinta sahabatku
ternyata kau cinta sahabatku

Dema Tobing

Seorang penikmat musik dengan segala keterbatasannya

svg

What do you think?

Show comments / Leave a comment

One Comment:

Leave a reply

Loading
svg
Quick Navigation
  • 01

    Sebuah Memory, Sebuah Cerita dari Dega