Now Reading: Ketika Divide Membuat “Titik Dalam Koma”

Loading

Ketika Divide Membuat “Titik Dalam Koma”

@dematobing – Seiring waktu berjalan, banyak hal yang BeatBold khususnya penulis mendapatkan pelajaran dari musik-musik karya anak bangsa. Di luar kata komersialitas sebenarnya musik Indonesia memiliki kualitas yang tidak kalah jauh dengan musik mancanegara. Pada artikel sebelumnya, mungkin teman-teman penikmati musik hanya mendapatkan genre-genre yang cukup umum seperti Pop, Rock, Jazz, Reggae, Rock n Roll hingga Funk yang menjadi favorit pembaca maupun penulis dengan catatan bukan lagu bernada Isabella dan yu no mi so wel, dengan tujuan agar musik Indonesia bukan melulu mengikuti trend pasar. Setiap band/soloist memiliki gaya, karya, system marketing hingga fans basenya tersendiri. Dari lagu cinta, patah hati, hingga lagu yang mengumbar semangat muda yang luar biasa seperti pada lagu “Titik Dalam Koma”.

Judul lagu ini memberikan pertanyaan apa maksud dari judul lagu ini? Judul lagunya cukup misterius, lalu apakah lagunya juga misterius? Biasanya yang misterius-misterius begini akan terasa sangar bagi penikmatnya apalagi dia adalah penikmat musik hardcore seperti penulis. Siapkan telinga, hati dan pikiran karena musik ini menjadi posting pertama BeatBold dengan genre Post-Hardcore. Jika kamu sudah menyiapkan semuanya langsung saja gunakan widget music player di bawah ini dengan lagu “Titik Dalam Koma” oleh Divide yang dipersembahkan oleh Reverbnation.com

 

 

Bagaimana menurutmu? luar biasakan lagu ini? Iya dong.. pilihan BeatBold tidak pernah salah (sombong dikit boleh dong!!! 😀 ).  Kata siapa musik metal atau hardcore itu cuman bermain power chord? Kata siapa ketukan drumnya asal pukul asal berisik? Kata siapa cara menyanyinya asal teriak tidak jelas? pertanyaan ini cocok sekali buat orang yang sudah memberi stereotypes  yang sering muncul dari lagu-lagu bergenre keras dan para alay’erz penikmat musik karbitan menyetujuinya. WTF buat mereka yang otaknya terlalu dangkal dan menyebut genre musik ini tidak jelas.

Jangan salah! penikmat musik seperti ini cukup luar biasa banyaknya. Mungkin banyak menilai bahwa penikmat musik lagu ini selalu menggunakan baju berwarna hitam, gelang punk yang tajam-tajam seperti kalung anjing bulldog dan pitbull, tindikan di telinga dengan lubang selebar ember. Tetapi nyatanya yang menyukai lagu hardcore ini banyak juga yang berpenampilan rapi dan tenang yang mungkin orang mengira bahwa orang itu adalah gaya penikmat lagu jazz (seperti penulis |Sombong lagi dong 😀 ). Tetapi itu urusan masing-masing orang mau seperti apa gaya hidupnya toh itu hanya pendapat. Istilahnya kalau masuk di dunia Reggae… kamu gak harus bergaya “wooo yooo” untuk menikmati lagu Reggae… jadi semua orang punya hak untuk menikmati musik hardcore ini tanpa memandang apakah kamu metal atau tidak. Mungkin itu sedikit gambaran saja mengenai gaya musik bergenre keras ini

Pada lagu “Titik Dalam Koma”, baik dari intro lagu hingga endingnya memang keren banget. Kita sudah dapat menikmati beat drum yang kencang dengan tingkat hit yang mantap dan stabil, perpaduannya dengan guitar bassnya pun menarik sekali karena tidak ada istilah miss atau meleset seperti yang terjadi pada lagu-lagu post hardcore yang ada. Hal seperti ini yang sering tidak diperhatikan oleh band-band dengan genre ini, tetapi Divide bisa melakukannya dengan sempurna. Pilihan sound pada guitar baik rhytem, melody hingga fill’ernya juga bagus karena tidak terlalu banyak diberi preasure, sehingga kamu tidak perlu mengubah setting soundmu agar tidak terasa pecah jadi kesimpulannya aman untuk perangkat audiomu. Permainan efek  synth juga memberikan warna yang berbeda untuk sebuah lagu post hardcore di mana lagu seperti “Titik Dalam Koma” juga diberikan kesan sedikit soft. Untuk vocalizing juga enak didengarkan di setiap partnya sehingga karakter post-hardcore semakin kental.

Nah.. mungkin banyak yang ingin mendalami liriknya langsung saja lihat lyric text di bawah ini.

Titik Dalam Koma

Tak tersisakan harapan

Semua akal telah sirna, nurani tak terlihat lagi
Yang kulihat hanyalah luka, tersirat di nadi sang negri

Sumpah telah kau ucapkan, pada sang penguasa
Sumpah telah kau ucapkan, kau khianati semua

Tak tersisakan harapan
Semua telah sirna, menjauh dan menghilang
Dalam bayang

Wahai penerus, bukalah kedua matamu
Detik, menit, hancur luluh tak berbentuk
Hancur

Demi dirimu, kami berkorban
Lihatlah dirimu, engkau arogan

Ribuan pahlawan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk merdekakan negeri ini
Perjuangan mereka tidaklah sia-si, namun kita tidak pernah merdeka
Dimana kita para penerus bangsa?
Bersatulah wahai pemud, meneruskan perjuangan mereka
Perjuangan belum berakhir
Bagai TITIK DALAM KOMA

Bukalah matamu, sadarkan jiwamu
Buka matamu, sadarlah

Bersatulah wahai pemuda

Liriknya saja sudah mengkritik kita (terutama penulis yang arogan 😀 ), lagu ini mengingatkan kita untuk terus berjuang menghadapi kehidupan yang keras ini dan meneruskan perjuangan pahlawan kemerdekaan Indonesia di mana pemuda jaman sekarang lebih banyak memikirkan dirinya sendiri. Bagaimana menurutmu? Karena kita hanyalah penikmat musik mungkin alangkah bijaknya jika kita terus mendukung para pemuda berbakat seperti Divide untuk terus memberikan karya-karya yang semakin baik dan semakin terkenal.

Dema Tobing

Seorang penikmat musik dengan segala keterbatasannya

svg

What do you think?

Show comments / Leave a comment

Leave a reply

Loading
svg
Quick Navigation
  • 01

    Ketika Divide Membuat “Titik Dalam Koma”